Audit Persediaan
Audit Persediaan adalah merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada
umumnya nilainya cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun
penyalahgunaan. Oleh karena itu, biasanya akun persediaan menjadi salah satu
perhatian utama auditor dalam pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan.
Adapun tujuan utama pemeriksaan persediaan adalah untuk menentukan bahwa :
· Persediaan secara fisik benar-benar ada
· Prosedur pisah batas (cut-off) persediaan telah dilakukan dengan
memuaskan
· Persediaan telah dinilai sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum
(PSAK) yang diterapkan secara konsisten
· Persediaan yang bergerak lambat (slow moving), usang, rusak, dapat
diidentifikasika dengan tepat dan dicadangkan dalam jumlah yang memadai
· Penghitungan matematis dalam daftar persediaan telah dibuat dengan cermat
· Persediaan yang dijaminkan telah diidentifikasikan dan diungkapkan dengan
jelas dalam catatan atas laporan keuangan
Walaupun tujuan-tujuan audit yang disebutkan di atas diarahkan terutama
atas eksistensi dan valuasi persediaan dalam neraca, tetapi auditor harus
selalu ingat bahwa audit terhadap akun persediaan yang dilakukannya harus
berhubungan dengan harga pokok penjualan dan akun-akun terkait lainnya dalam
laporan laba rugi.
Beberapa tahapan prosedur audit yang harus dilakukan auditor dalam
melakukan pemeriksaan atas akun persediaan diantaranya adalah :
1. Pemahaman Bisnis Klien – kecukupan pemahaman atas bisnis perusahaan
merupakan dasar terhadap audit persediaan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh auditor melalui Kuesioner Pemahaman Bisnis dan Jenis Usaha Klien akan
memberikan auditor pemahaman mengenai aspek-aspek unik dari bisnis dan jenis
usaha, seperti faktor musiman dan siklus, sifat dari keuangan, metode dan
kebijaksanaan penjualan, kondisi persaingan usaha, bahan baku dan sumbernya,
tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang berkaitan dengan kebijaksanaan operasi
perusahaan serta karakteristik sistim informasi termasuk metode costing.
Pemahaman ini memungkinkan auditor untuk mencapai kesimpulan mengenai
aspek-aspek laporan keuangan sehubungan dengan persediaan.
2. Penilaian Pengendalian Intern – tujuan pengendalian intern atas
persediaan adalah untuk meyakinkan bahwa (a) adanya pengendalian yang memadai
terhadap mutasi persediaan, (b) semua transaksi persediaan telah dicatat dan
diklasifikasikan dengan tepat, (c) penghitungan fisik persediaan telah
dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, (d) harga perolehan
persediaan telah ditentukan dengan tepat, (e) penyesuaian atas persediaan yang
bergerak lambat (slow moving), usang dan rusak telah dilakukan dengan tepat.
3. Pengujian Substantif – tujuan utama pengujian substantif terhadap
persediaan adalah untuk memberikan bukti nyata dari keberadaan dan penilaian
persediaan. Pengujian ini meliputi observasi dan pengujian penghitungan fisik
(stock taking), pengujian ringkasan dan pengujian harga.
Observasi dan Pengujian Fisik Persediaan
Observasi penghitungan fisik merupakan prosedur pemeriksaan umum.
Keikutsertaan auditor pemeriksa dalam penghitungan fisik dan observasinya akan
memberikan kepuasan dalam menilai metode penghitungan fisik yang dilakukan dan
ketaatan perusahaan atas penyajian kuantitas serta kondisi fisik persediaan.
Apabila auditor tidak dapat melakukan observasi atsa penghitungan fisik
persediaan karena adanya pembatasan pemeriksaan, maka auditor dapat memberikan
pendapat dengan kualifikasi atau tidak memberikan pendapat sama sekali atas
laporan keuangan perusahaan yang diperiksanya.
Ada beberapa metode penghitungan fisik persediaan, antara lain :
1. penghitungan fisik secara menyeluruh yang dilaksanakan setahun sekali
pada tanggal neraca atau pada tanggal tertentu yang dihadiri auditor.
2. penghitungan yang kontinue yang dilakukan atas seluruh persediaan
sekurang-kurangnya sekali dalam setahun
3. penghitungan ulang atas semua seksi yang terbesar dengan menghitung
sekurang-kurangnya sekali dalam setahun untuk seksi-seksi lainnya.
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 331 mengenai “Sediaan”
mengatur mengenai penghitungan fisik persediaan yang dilakukan oleh auditor.
Dalam paragraf 3 diatur bahwa jika kuantitas sediaan hanya ditentukan
melalui penghitungan fisik, dan semua penghitungan dilakukan pada tanggal
neraca atau pada suatu tanggal dalam periode yang tepat, baik sebelum maupun
sesudah tanggal neraca, maka perlu bagi auditor untuk hadir pada saat
penghitungan fisik sediaan dan, melalui pengamatan, pengujian dan permintaan
keterangan memadai, untuk meyakinkan dirinya tentang efektivitas metode
penghitungan fisik sediaan dan mengukur keandalan yang dapat diletakkan atas
representasi klien tentang kuantitas dan kondisi fisik sediaan.
Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan auditor dalam penghitungan
fisik persediaan, diantaranya adalah :
1. selama penghitungan fisik persediaan, auditor harus memastikan bahwa
pengendalian atas prosedur pemasukan dan pengeluaran barang atau pergerakan
intern barang selama penghitungan berlangsung telah diikuti sebagaimana
mestinya, untuk menilai kecermatan pisah batas (cut-off) yang telah dilakukan.
Jika memungkinkan, sebaiknya proses produksi dihentikan sementara selama
berlangsungnya penghitungan fisik persediaan ataupun penghitungan fisik
dilakukan pada saat tidak adanya kegiatan penerimaan maupun pengeluaran barang
di gudang.
2. auditor harus memperhatikan kemungkinan adanya barang konsinyasi
(titipan) yang bukan menjadi milik perusahaan, barang jaminan dan lainnya
3. kemungkinan adanya persediaan yang tidak berada dalam pengawasan
perusahaan, misalnya barang yang berada di lokasi gudang umum, barang yang
dipegang oleh penjual, barang konsinyasi dan lainnya. Untuk jenis persediaan
ini, prosedur audit yang harus dilakukan adalah dengan melakukan konfirmasi
langsung secara tertulis ataupun dengan penghitungan fisik.
4. auditor harus memastikan bahwa persediaan dalam perjalanan benar-benar
belum diterima sampai pada saat penghitungan fisik persediaan berlangsung.
Jika penghitungan fisik persediaan dilakukan setelah tanggal neraca,
auditor harus melakukan tarik mundur (draw back) hasil penghitungan fisik
persediaan ke saldo tanggal neraca. Prosedur ini terutama diperlukan untuk
memperoleh keyakinan memadai bahwa pencatatan saldo persediaan pada tanggal
neraca telah sesuai dengan fisik persediaan yang ada di gudang.
Pengujian atas Penentuan Harga Pokok Persediaan
Harga pokok persediaan umumnya ditentukan dengan metode rata-rata, FIFO
ataupun LIFO.
Dalam meakukan pemeriksaan atas akun persediaan, auditor harus melakukan
pengujian untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa metode yang digunakan dalam
menilai persediaan telah sesuai dengan kebijakan akuntansi perusahaan.
Kuesioner Pengendalian Intern Persediaan
Kuesioner berkaitan dengan pengendalian intern persediaan di gudang yang
biasanya ditanyakan oleh auditor selama berlangsungnya pemeriksaan diantaranya
adalah :
· apakah persediaan dipisahkan secara memadai antara bahan baku, barang
dalam proses, bahan pembantu maupun barang jadi
· apakah terdapat pengamanan yang cukup terhadap pencurian, kerusakan,
kebakaran, banjir maupun risiko lainnya
· apakah persediaan berada di bawah pengawasan penjaga gudang
· apakah gudang tempat penyimpanan barang hanya dapat dimasuki oleh petugas
gudang
· apakah barang dalam gudang hanya boleh dikeluarkan berdasarkan bukti
permintaan dan bukti pengeluaran barang yang telah disetujui oleh pejabat
berwenang
· apakah ada prosedur/pengawasan barang masuk atau keluar gudang, seperti
penjaga pintu, pengecekan ulang antara barang di truk dengan dokumen
bersangkutan dan lainnya
· jika perusahaan menggunakan sistim persediaan perpetual, apakah
pencatatan di kartu persediaan dibuat terpisah untuk masing-masing kelompok
persediaan
· apakah orang yang melaksanan pencatatan pada kartu persediaan bukan orang
yang berfungsi sebagai penjaga gudang
· apakah secara periodik, jumah barang yang ada di kartu persediaan
dicocokkan dengan buku besar
· apakah saldo persediaan dihitung secara fisik sekurang-kurangnya setahun
sekali dan dicocokkan dengan kartu persediaan.
Audit Persediaan
PEMERIKSAAN SIKLUS PERSEDIAAN
Persediaan terdiri dari berbagai bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat
kegiatan usaha. Audit atas persedian sering kali merupakan bagian audit yang
rumit dan memakan banyak waktu, karena:
a. Pada umunya persdiaan merupakan jenis perkiraan yang
besar di dalam neraca, dan sering merupakan unsur terbesar dari keseluruhan
modal kerja (working capital account)
b. Persediaan berada pada lokasi yang berbeda, yang
menyulitkan pengendalian secara fisik serta penghitungannya
c. Keanekaragaman jenis persediaan menyebabkan berbagai
kesulitan bagi auditor
d. Penilaian atas persediaan juga selalu menyulitkan
karena adanya faktor keuangan dan kebutuhan untuk mengalokasikan biaya-biaya
pabrik ke dalam persediaan
e. Adanya beberapa metode penilaian persediaan yang dapat
digunakan, tapi setiap klien tertentu harus menggunakan satu metode secara
konsisten dari tahun ke tahun
Sifat dasar audit atas siklus persediaan adalah eratnya hubungan siklus ini
dengan siklus-siklus transaksi lain di dalam organisasi tersebut. Hubunganya
dengan siklus perolehan dan pembayaran serta siklus penggajian dan personalia
dilihat dari pendebitan-pendebitan ke dalam perkiraan bahan baku, tenaga kerja
langsung (direct labour), dan overhead pabrik (manufacturing overhead) dalam
bentuk-T. Hubungannya dengan sikluspenjualan dan penagihan dapat dilihat dari
pengurangan barang jadi dan pembebanan ke harga pokok penjualan.
FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS PERSEDIAAN DAN DOKUMEN TERKAIT
1. Mengolah Order Pembelian
Setiap permintaan pembelian (purchase requisition) digunakan untuk meminta
bagian pembelian membuat order atas persediaan. Permintaan dapat diajukan oleh
karyawan bagian gudang penyimpanan jika persediaan telah dalam jumlah untuk
memesan kembali atau untuk memenuhi pesanan khusus.
2. Menerima Bahan yang Baru
Setiap bahan yang diterima harus diperiksa jumlah dan kualitasnya. Bagian
penerimaan barang membuat laporan penerimaan barang yang menjadi bagian dari
dokumen penting sebelum pelunasan dilakukan.
3. Menyimpan Bahan Baku
Bahan-bahan yang disimpan di gudang dikeluarkan dari gudang ke bagian
produksisetelah adanya penyerahan permintaan bahan yang disetujuisebagaimana
mestinya, order pekerjaan, atau dokumen sejenisnya yang menunjukkan jenis dan
jumlah unit bahan yang dibutuhkan.
4. Mengolah Barang
Penentuan jenis dan jumlah barang yang akan diproduksi pada umumnya
didasarkan pada order-order spesifik dari langganan, ramalan penjualan (sales
forecast), tingkat persediaan barang jadi yang telah ditetapkan sebelumnya, dan
pelaksanaan kegiatan produksi yang ekonomis.
5. Menyimpan Barang Jadi
Dalam perusahaan dengan pengendalian intern yang baik, barang jadi disimpan
di tempat terpisah dengan akses yang terbatas, di bawah pengendalian secara
fisik. Pengendalian barang jadi sering dipandang sebagai bagian dari siklus
penjualan dan penagihan.
6. Mengirim Barang jadi
Sebagai bagian integral dari siklus penjualan dan penagihan, setiap
pengiriman atau transfer harus diotorisasi melalui dokumen pengiriman.
Tabel 1. Fungsi Bisnis dalam Siklus Persediaan dan Dokumen Terkait
No. Fungsi-fungsi dalam
siklus persediaan Dokumen yang berhubungan
1 Mengolah order pembelian
Permintaan pembelian, order pembelian
2 Menerima bahan yg baru Laporan
penerimaan barang, faktur rekanan
3 Menyimpan bahan baku Catatan
perpetual bahan baku
4 Mengolah barang Permintaan bahan
baku, catatan akuntansi biaya
5 Menyimpan barang jadi Catatan
perpetual barang jadi, catatan akuntansi biaya
6 Mengirim barang jadi Dokumen
pengiriman, catatan perpetual barang jadi,
catatan akuntansi biaya
TAHAP-TAHAP AUDIT PERSEDIAAN
Tujuan menyeluruh dari audit atas persediaan adalah untuk menetapakan bahwa
bahan baku, barang dalam proses, barang jadi, dan harga poko penjualan telah
dinyatakan secara wajar di dalam laporan keuangan. Ada 4 aspek yang menjadi
perhatian auditor dalam menetapkan jenis pengujian yang akan dilakukan yaitu :
1. Pengendalian fisik terhadap persediaan
Pengujian auditor mengenai kecukupan pengendalian fisik terhadap bahan
baku, barang dalam proses, dan barang jadi harus terbatas pada pengamatan dan
penyelidikan.
2. Dokumen-dokumen dan catatan untuk transfer persediaan
Perhatian utama auditor dalam verifikasi transfer persediaan dari satu
lokasi ke lokasi yang lain adalah bahwa transfer yang dicatat adalah sah,
transfer yang benar-benar terjadi telah dicatat, dan kuantitas, uraian serta
tanggal dari setiap transfer yang dicatat tersebut adalah akurat.
3. Catatan perpetual
Terdapatnya catatan persediaan perpetual yang memadai berpengaruh terhadap
waktu dan luas pemeriksaan fisik yang dilakukan auditor atas persediaan. Jika
catatan perpetual dapat diandalkan, memungkinkan untuk menguji persediaan fisik
sebelum tanggal neraca, penghematan biaya bagi auditor maupun klien dan
memungkinkan klien memperoleh laporan keuangan yang diaudit lebih awal.
4. Catatan mengenai biaya per unit
Catatan akuntansi biaya yang memadai harus dipadukan dengan kegiatan
produksi dan catatan akuntansi lain agar dapat menghasilkan biaya yang akurat
untuk semua hasil produksi. Sistem akuntansi biaya mempunyai hubungan dengan
auditor karena penilaian persediaan akhir tergantung pada perancangan dan
penggunaan sistem yang tepat.
Pengujian rincian saldo untuk persediaan terdiri dari:
1. Menilai materialitas dan risiko inheren dari
persediaan
2. Menilai risiko pengendalian untuk beberapa siklus
3. Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian,
pengujian substantif atas transaksi dan prosedur analitis untuk beberapa siklus
4. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk
saldo persediaan
5. Merancang pengujian rincian saldo persediaan untuk
memenuhi tujuan-tujuan audit yang spesifik seperti : prosedur audit, besar
sampel, item yang dipilih, dan waktu audit
Hasil pengujian dari beberapa siklus selain siklus persediaan dan
pergudangan akan mempengaruhi pengujian rincian atas saldo-saldo persediaan.
Dua aspek pengujian rincian saldo secara terpisah yaitu : observasi fisik dan
penetapan harga serta kompilasi.
Observasi Fisik
Penting bagi auditor independen untuk hadir pada saat penghitungan dan
observasi, pengujian dan tanya jawab yang sesuai untuk mengetahui keefektifan
metode penghitungan persediaan (inventory taking) dan ukuran (tingkat)
keandalan yang mungkin diberikan pada pernyataan klien mengenai kuantitas dan
kondisi fisik persediaan.
Klien bertanggung jawab menetapkan prosedur-prosedur untuk melakukan
penghitungan fisik yang akurat dan untuk melakukan penghitungan dan pencatatan
secara aktual. Auditor bertanggung jawab mengevaluasi dan mengamati setiap
prosedur fisik klien dan menarik kesimpulan mengenai kecukupan dari persediaan
fisik.
Seandainya persediaan yang alam kegiatan sehari-hari perusahaan berada di
gudang umum atau para penyimpan pihak luar lainnya, maka konfirmasi tertulis
dari penyimpanan tersebut dapat diterima dengan syarat bahwa apabila jumlah
yang terkandung menunjukkan proporsi yang signifikan dari aktiva lancar atau
keseluruhan aktiva tetap, keterangan-keterangan tambahan harus dibuat untuk
meyakinkan auditor independen mengenai tindak kejujuran dalam situasi tersebut.
Pengendalian
Dalam kaitannya dengan penghitungan fisik persediaan klien, prosedur
pengendalian yang memadai terdiri dari instruksi-instruksi mengenai
penghitungan fisik yang cermat, pengawasan oleh petugas yang bertanggung jawab,
verifikasi intern yang independen terhadap setiap penghitungan, rekonsiliasi
independen terhadap penghitungan fisik dengan catatan perpetual, dan adanya
pengendalian yang mencakup kartu-kartu atau formulir-formulir penghitungan.
Keputusan Audit
Keputusan audit terdiri dari :
a. Waktu (timing)
Auditor memutuskan apakah penghitungan fisik dapat dilakukan sebelu akhir
tahun terutama berdasarkan keakuratan catatan persediaan perpetual.
b. Besar Sampel
Besar sampel (sample size) dalam pengamatan fisik baisanya mustahil
dinyatakan dalam bentuk jumlah item sebab penekanan selama pengujian terletak
pada pengamatan terhadap prosedur-prosedur klien dan bukan pada pemilihan item
tertentu untuk diuji.
c. Pemilihan Jenis Item
Pemilihan jenis item/barang tertentu untu diuji merupakan suatu bagian
keputusan audit yang penting dalam observasi persediaan meliputi; pengamatan
jenis barang yang paling signifikan dan sampel yang mewakili jenis persediaan
yang khas, persediaan yang rusak atau usang, dan alasan-alasan pengecualian
jenis barang yang material oleh pihak manajemen.
Pengujian Observasi Fisik
Bagian yang paling penting dari pengamatan atas persediaan adalah penentuan
apakah perhitungan fisik telah dilakukan sesuai dengan petunjuk-petunjuk klien.
Audit atas Penetapan Harga dan Kompilasi
Penetapan harga mencakup semua jenis pengujian harga satuan klien untuk
menentukan apakah hal-hal itu telah benar. Kompilasi mencakup semua pengujian
atas ikhtisar dari perhitungan fisik, hasil perkalian harga dengan kuantitas,
penjumlahan dari ikhtisar persediaan, dan penelusuran jumlah persediaan
keseluruhannya ke buku besar.
Pengendalian atas Penetapan Harga dan Kompilasi
Pengendalian intern yang penting adalah penggunaan sistem biaya standar
yang menunjukkan setiap varians dalam biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead
pabrik dan dapat digunakan untuk mengevaluasi produksi.
Pengendalian intern kompilasi dibutuhkan untuk memberikan sarana guna
memastikan bahwa perhitungan fisik telah diikhtisarkan sebagaimana mestinya,
ditetapkan harganya dengan jumlah yang sama dengan catatan satuannya, adanya
perkalian dan penjumlahan yang benar, dan dimasukkan ke dalam buku besar dengan
jumlah yang tepat.
Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi
Dalam membahas prosedur penetapan harga dan kompilasi, tujuan spesifik
terhadap pengujian rincian saldo juga sangat bernanfaat. Tujuan-tujuan tersebut
antara lain:
Kelayakan secara menyeluruh yaitu saldo persediaan, rincian yang terdapat
dalam daftar persediaan dan saldo-saldo perhitungan yang berhubungan adalah
layak.
Tujuan khusus yaitu berkaitan dengan asersi penilaian dan
pengalokasian, keberadaan dan keterjadian, serta kelengkapan.
Penilaian atas Persediaan
Dalam melaksanakan pengujian atas penetapan harga, ada 3 hal yang sangat
penting mengenai metode penetapan harga klien, yaitu: metode tersebut harus
sesuai dengan PABU, penerapan metode tersebut harus konsisten dari tahun ke
tahun, dan harga pokok pengganti (replacement cost) dibanding dengan nilai
pasar harus dipertimbangkan.
Penetapan harga persediaan yang berasal dari pembelian
Jenis persediaan pokok yang termasuk dalam kategori ini adalah bahan baku,
suku cadang yang dibeli, dan perlengkapan. Pertimbangan pertama yaitu pada
metode penilaian persediaan yang digunakan apakah FIFO atau LIFO, rata-rata
tertimbang atau yang lain. Selain itu, juga menyelidiki apakah ongkos angkut,
penyimpanan, potongan, dan lainnya juga termasuk dalam nilai persediaan.
Penetapan harga persediaan yang diproduksi sendiri
Dalam menetapkan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor harus
memperhatikan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Hal
ini menyebabkan pelaksanaan audit atas barang yang diproduksi sendiri lebih
rumit dibandingkan dengan audit atas persediaan dari pembelian.
PROSEDUR ANALITIKAL
Prosedur anlitik itu penting pada audit atas persediaan dan pergudangan dan
juga pada siklus siklus lain. Tabel dibawah ini mencantumkan beberapa prosedur
analitik yang umum di pakai,dan kemungkinan salah saji yang diindikasikan jika
ada fluktuasi. Beberapa dari prosedur analitik dibawah dibahas pada silkus
lainnya. Contoh adalah persentase marjin kotor.
PROSEDUR ANALITIK UNTUK SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
Prosedur analitik Kemungkinan salah saji
Bandingkan persentase marjin kotor dengan tahun
sebelumnya Salah saji atau kurang saji persediaan dan harga
pokok penjualan.
Bandingkan perputaran persediaan (Harga pokok penjualan dibagi dengan
persediaan rata-rata) dengan tahun sebelumnya. Investasi
keusangan persediaan yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan.
Salah saji atau kurang saji persediaan
Bandingkan persediaan biaya perunit dengan tahun
sebelumnya Salah saji atau kurang saji biaya perunit, yang
mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan
Bandingkan nilai persediaan yang diperluas denan tahun
sebelumnya Salah saji dalam kompilasi, biaya perunit, atau
pengalian, yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan
Bandingkan biaya produksi tahun berjalan dengan tahun sebelumnya (biaya
variabel harus disesuaikan jika ada perubahan volumen) Salah
saji biaya perunit persediaan, khususnya biaya tenaga kerja langsung dan
overhead pabrik, yang mempengaruhi persediaan dan HPP
METODE UNTUK MERANCANG UJI DETAIL TRANSAKSI
Tahap I
• Identifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi
siklus persediaan dan pergudangan.
• Tentukan salah saji yang dapat ditolerir dan nilailah
resiko bawaan untuk siklus persediaan dan pergudangan
• Nilailah resiko pengendalian untuk beberapa silklus.
Tahap II
• Rancang dan laksanakan pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi untuk siklus persediaan dan pergudangan.
Tahap III
• Rangcang dan laksanakan prosedur analitik untuk siklus
persediaan dan pergudangan
• Rancang pengujian terinci atas persediaan untuk
memenuhi tujuan audit yang terkait saldo yang terdiri dari :
a. Prosedur audit
b. Besar sampel
c. Unsur yang dipilih
d. Waktu
PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK PERSEDIAAN
Memperoleh pemahaman atas bisnis klien bahkan lebih penting untuk persedian
dibandingkan untuk kelayakan aspek audit karena persediaan bervariasi sangat
signifikan untuk perusahaan yang berbeda. Pemahaman yang baik mengenai bisnis
klien dan industrinya memungkinkan auditor menanyakan dan membahas masalah
semacam penilaian persediaan, potensi keusangan, dan adanya persediaan
konsinyasi yang bercampur baur dengan persediaa milik sendiri. Titik awal yang
berguna untuk lebih mengenal persediaan klien yaitu auditor melakukan
pemeriksaan ke fasilitas milik klien termasuk bagian penerimaan, bagian
penyimpanan, produksi, perencanaan dan pembukuan.
Sebagai bagian dari perolehan pemahaman mengenai dampak bisnis dan industri
klien pada persediaa didalam tahap perencanaan audit, auditor tersebut harus
menilai resiko bisnis klien. Terdapat sumber yang signifikan mengenai resiko
bisnis yan terkait dengan persediaan karena adanya faktor semacam siklus produk
yangpendek dan resiko keusangan, penggunaan persediaan JIT dan teknik manajemen
saluran pasokan lain, ketergantungan pada sedikit pemasok dan penggunaan
teknologi pengelolaan yang canggih.
Setelah melakukan penilaian resiko bisnis, auditor selanjutnya selanjutnya
menetapkan salah saji yang ditolerir, dan menilai resiko bawaan untuk
persediaan. Persediaa biasanya salah satu dari unsur paling material didala
laporan keuangan untuk perusahaan manufaktur, grosir dan eceran. Risiko bawaan
seringkali dinilai relatif tinggi tingkatannya untuk perusahaan yang
persediaannya signifikan. Persediaan dapat disimpan dibanyak lokasi, sehingga
akan meningkatkan kekhawatiran tentang keberadaan persediaan, termasuk potensi
untuk kecurian. Penilaian harga persediaan sering kali kompleks, sehingga
meningkatkan risiko salah saji untuk tujuan akurasi. Terdapat juga kekhawatiran
mengenai keusangan persediaan, yang berhubungan dengan tujuan nilai bersih yang
dapat direalisasi. Dalam menilai resiko pengendalian, auditor terutama tertarik
pada pengendalian intern atas catatan perpectual, pengendalian fisik,
perhitungan persediaan dan penilaian harga persediaan. Sifat dan luasnya
pengendalian sangant bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya.
Catat bahwa hasil pengujian dari beberapa siklus selain persediaan dan
pergudangan juga mempengaruhi pengujian terinci atas saldo untuk persediaan.
Proses pencatatan fisik
Auditor diharuskan melaksanakan pengujian pengamatan fisik atas persediaan
sejak dikemukakanyya kecurangan yang besar di tahun 1938 di McKesson &
Robbins Company, perusahaan itu membukukan jumlah persediaan fiktif yang
signifikan. Hal ini mungkin karena auditor tidak mengamati fisik persediaan.
Hal penting dalam ketentuan SAS 1 adalah perbedaan antara pengamatan terhadap
penghitungan persediaan fisik dan tanggung jawab untuk melakukan perhitungan.
Klien bertanggung jawab menyusun prosedur yang akurat untuk pehitungan fisik
persediaan, serta betul-betul melakasanakannya dan membukukannya. Tanggung
jawab auditor adalah mengevaluasi dan mengamati prosedur fisik klien tadi dan
mengambil kesimpulan mengenai keberadaan persediaan fisik. Ketentuan
pemeriksaaan fisik itu tidak dapat diterapkan ke persediaan di dalam gudang
umum. Persediaan di dalam gudang umum atau yang dilakukan pihak luar lainnya
biasanya diversifikasi melalui konfirmasi terhadap orang terebut. Akan tetapi,
jika jumlah persediaan mrupakan bagian yang signifikan dari aktiva lancar atau
total aktiva, auditor harus menerapkan prosedur tambahan. Tambahan ini meliputi
menginvestigasi kinerja penjaga gudang, menerima laporan akuntan independen
mengenai prosedur pengendalian penjaga gudang atas barang yang di bawah
tanggung jawabnyadan mengamati persediaan fisik barang yang berada di bawah
tanggung jawab penjaga gudang, seandainya itu praktis.
Apapun metode pembukuan persediaan klien, selalu ada perhitungan secara
periodik atas persediaan fisik yang ada. Klien mungkin melakukan perhitungan
pada saat atau di sekitar tanggal neraca, beberapa waktu sebelumnya, atau
berdasarkan siklus sepanjang tahun. Dalam hubungannya dengan perhitungan fisik
persediaan, prosedur pengendalian yang memadai mencakup petunjuk yang jelas
mengenai perhitungan fisik, verifikasi intern yang independen atas perhitungan,
rekonsiliasi independen antara hasil perhitungan dengan perhitungan dengan
berkas induk perpetual, dan pengendalian yang cukup mengenai kartu atau
kertas kerja hasil perhitungan.
Aspek penting dari pemehaman auditor mengenai pengendalian fisik persediaan
klien adalah pengendalian menyeluruh terhadapnya dari sejak persediaan itu ada.
Hal ini perlu untuk mengevaluasi evektifitas prosedur klien, tetpi itu juga
memungkinkan auditor untuk memberikan saran yang membangun kepada klien.
Keputusan audit dalam hal pengantan persediaan secara fisik umumnya sama
dengan bidang audit lainnya: memilih prosedur audit, menetapkan saat
pelaksanaan, mentapkan besarnya sampel dan memilih unsur yang akan diuji.
Saat pelaksanaan. Auditor memutuskan apakah pengamatan persediaan fisik
dapat dilakukan sebelum tanggan neraca, terutama berdasarkan akurasi berkas
induk persediaan perpetual. Kalau penghitungan persediaan fisik interim
diijinkan, maka auditor saat itu mengamati dan sekaligus menguji berkas
persediaan perpetual untuk transaksi dari tanggal perhitungan hingga tanggal
neraca.
Besarnya sampel. Besarnya sampel yang diambil dalam pengamatan fisik
biasanya tidak mungkin dinyatakan dalam angka tertentu, karena penekanan dalam
pengujian ini, adalah pengamatan prosedur klien, bukannya memilih unsur
tertentu untuk diuji. Cara mudah memandang besarnya sampel dalam pengamatan
persediaan fisik adalah berdasarkan total jam kerja yang digunakan, bukan
jumlah persediaan yang dihitung.
Pemilihan unsur. Pemilohan unsur tertentu untuk diuji adalah bagian
terpenting dalam keputusan audit pada pengamatan persediaan secara fisik.
Kecermatan dibutuhkan untuk mengamati perhitungan unsur yang paling signifikan
dan sampel yang mewakili jenis persediaan tertentu, menanyakan jenis barang
yang mungkin mengalami kusangan atau rusak, dan mendiskusikan dengan manajemen
alasan unuk tidak mengikutkan barang tertentu yang material.
Tujuan audit terkait sado yang sama yang telah digunakan dalam bagian
sebelumnya pada pengujian terinci atas saldo memberka kerangka acuan untuk
pembahasan pengujian pengamatan persdiaan fisik. Tapi, sebelum membahas tujuan,
perlu memahami beberapa komentar yang belaku untuk semua tujuan.
Bagian terpenting dari pengamatan persediaan yaitu menentukan apakah
perhitungan persediaan secara fisik yang dilakukan sesuai dengan instruksi
klien atau tidak. Prosedur audit pengujian terinci atas saldo yang umum
dilakukan untuk pengamatan persediaan secara fisik. Sebagai tambahan atas
prosedur terinci, auditor harus menelusuri semua bagian dimana peresediaan
digudangkan untuk memastikan bahwa semua persediaan telah dihitung dan diberi
kartu yang memada
No comments:
Post a Comment
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada